Aceh Versus Portugis Dan VOC
Pada 1511 banyak para pedagang islam yang menyingkir dari malaka menuju aceh dikarenakan jatuhnya malaka ketangan Portugis. Dengan demikian perdagangan di Aceh semakin ramai. Perkembangan Aceh yang begitu pesat ini dipandang oleh Portugis sebagai ancaman, oleh karena itu , Portugis berkehendak untuk menghancurkan Aceh.
Pendahuluan
Aceh Vs Portugis
Perkembangan aceh yang begitu pesat ini dipandang sebagai ancaman oleh bangsa Portugis. Dengan perkembangan yang begitu pesat itu Portugis berupaya untuk mulai menghancurkan Aceh. Pada tahun 1523 Portugis mulai melancarkan serangan ke Aceh. Kemudian tahun berikutnya Portugis kembali menyerang Aceh. Beberapa serangan mengalami kegagalan. Portugis mulai mencari cara untuk melemahkan posisi Aceh sebagai pusat perdangan. Kapal-kapal Portugis terus saja berusaha untuk menggangu kapal-kapal dagang Aceh dimanapun berada.Aceh yang ingin berdaulat dan tetep dapat mengendalikan pedagang dibeberapa pelapuhan penting di Sumatera, merencanakan untuk melakukan perlawanan.
1) |
Melengkapi kapal-kapal dangang Aceh dengan persenjataan, Meriam dan prajurit. |
2) |
Mendatangkan bantuan persenjataan, sejumlah tentara dan beberapa ahli dari turki pada tahun 1567 |
3) |
Mendatangkan bantuan dari kalikut dan jepara. |
Setelah semua bantuan telah berdatangan, Aceh segera melancarkan serangan terhadap portugis di Malaka. Portugis harus bertahan mati-matian dibenteng Formosa. Portugis terus mengerahkan semua kekuatannya sehingga serangan Aceh dapat digagalkan. Pada tahun 1569 Portugis kembali menyerang Aceh namun sayang serangan tersebut dapat digagalkan oleh pasukan Aceh.
Sementara itu, Portugis mempunyai rencana terhadap Aceh sebagai berikut :
Aceh Versus VOC
Para perdagang belanda juga ingin mendapatkan keutungan dengan berdagang di pantai barat Sumatra, bahkan kalo perlu dapat melakukan monopoli. Oleh karena itu, VOC harus bersaing dengan portugis dan harus mendapat izin dari aceh. Padahal aceh dikenal anti terhadap dominasi dan para pedangang asing. Tertanggal 23 agustus 1601 pedagang belanda melalui pageran Maurits pernah berkirim surat kepada raja aceh yaitu alauddin. Dalam surat tersebut dipenuhi dengan kata-kata sanjungan dan puji-pujian kepada raja alauddin dan rakyat aceh. Dalam surat itu juga di cantumkan kata-kata yang menjelek-jelekan Portugis, dan juga di cantumkan tawaran bantuan untuk mengusir orang-orang portugis. Dengan surat ternyata sultan aceh yang kebetulan sedang bermusuhan dengan portugis, dapat menerima kehadiran para pedagang belanda. Pada tahun 1607 Aceh memberikan izin kepada VOC untuk membuka loji di tiku di pantai barat Sumatra.
Rakyat aceh dan para pemimpin tetap memiliki pendirian dan semangat untuk terus berdaulat dan menentang dominasi orang asing. Oleh karena itu , jiwa dan semangat untuk mengusir portugis dari malaka tidak pernah padam. Pada masa pemerintahan sultan Iskandar muda (1607-1639), semangat juang mempertahankan tanah air dan mengusir penjajah asih semakin meningkat. Pada masa pemerintahan sultan Iskandar muda ini mulai memutuskan hubungan dan menolak kehadira VOC. Iskandar muda juga menentang kesewenang-wenangan VOC yang sudah berkuasa di Batavia.
dalam rangka melawan portugis dimalaka sultan iskandar muda menyiapkan armada tempurnya.
setelah mempersiapkan pasukannya, pada tahun 1629 iskandar muda melancarkan serangan ke malaka menghadapi serangan ini portugis sempat kewalahan. portugis harus mengerahkan seluruh tentaranya dan persenjataan untuk menghadapi pasukan iskandar muda. Namun, serangan Aceh kali ini juga belumm berhasil mengusir portugis dari malaka. portugis dapat diusir dari malaka oleh VOC pada tahun 1641, setelah VOC bersekutu dengan kesultanan johor.
penyusun
-Diandra Saputra
-Mohammad Farael Maulana
-Muhammad Ridho
_Salsabilah
-Yusuf